Senin, 17 April 2017

FESTIVAL PEKULURAN I

Atas inisiatif warga Pekuluran, Desa Sidoharjo, Kec Doro, Kab Pekalongan. Bertekad menjadikan Dukuh Pekuluran khususnya dan Desa Sidoharjo Umumnya menjadi Desa Destinasi Wisata. Launching sebagai Desa Destinasi Wisata diadakan di lokasi CURUG BENDO - DUKUH PEKULURAN - DESA SIDOHARJO - KEC DORO - KAB PEKALONGAN.
Sabtu, 29/04/2017
12.30 - 13.30 Kumpul di Ruko Aswaja Doro - Masjid al Ikhklas - Doro Kota
13.30 - 15.00 Berangkat dari Doro Menuju Curug Bendo.
16.00 - 18.00 Upacara Peresmian/Launching Desa Destinasi Wisata.
18.00 - 19.00 ISHOMA
 19.00 - 22.00 Ngobrol antar Komunitas
Camping, Api Unggun, Pesta Rakyat, Makan malam bersama seluruh Tamu dan Warga Dukuh Pekuluran dan sekitarnya. Nyanyi dengan iringan musik akustik, acar bebas sopan lainnya (Hunting foto, selfie, berenang dll terserah peserta).
Minggu, 30 April 2017
00.00 - 05.30 Bangun
05.30 - 07.00 Senam pagi
07.00 - 08.00 Sarapan
08.00 - 10.00 Jalan-jalan hutan pekuluran
11.00. Sayonara
Transportasi dari Doro ke Pekuluran disediakan Panitia (Doplak), Makan Malam disediakan Panitia, Tenda disediakan Panitia.
Kontak :
Imam Nurhuda 0856-4279-4969
Basuki Koko : 0853-2522-0909
Fisdaus : 0853-2531-9605
Persiapan :
- Jaket Penahan Hawa Dingin.
- Kaos Kaki
- Pakaian Lengkap dan Sopan
- Senter (opsional)
- Power Bank (Tidak tersedia aliran listrik di lokasi)
- Sinyal (Tersedia dalam jumlah sangat terbatas)









Kamis, 09 Maret 2017

Ekspedisi Gunung Prabuto Pekalongan


Sabtu, pagi 25 febuari 2017  kami sudah di tunggu dari teman teman Kali welo foundation di basecampnya jl. Raya Doro-Petungkriyono dukuh takian Rt 3 Rw 6 doro pekalongan, kali ini kami di ajak ngadem di dusun pakuluran doro to gunung  prabuto dan air terjun prabuto di desa pakuluran, Pukul 09:00 wib recana awal keberangkatan dari basecamp kali welo foudation kami sampai kec doro pukul 09:30 wib mobil rombongan L300 berbahan bakar solar kalo penduduk setempat menyebutnya mobil duplak ternyata sudah menanti kami di terminal doro dan siap berangkat menuju desa pakuluran.

Diperjalanan menuju desa pakuluran kami disambut pohon pinus yang berjajar rapi bak tentara yang menyambut kedatangan sang jendral, hembusan angin yang sejuk seperti membisikkan selamat datang di pekuluran, dipertengahan jalan mobil duplak mulai bergoyang mengajak menari selamat datang maklum lah aspalnya belum sampai hanya batu besar yg di tata rapi, ternyata grombolan monyetpun ikut menyambut di rating pohon yang rapuh.

Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya kami sampai di rumah pak warno pakuluran, dan sinyal ponsel hilang entah dimana, setelah bahan logistik diturunkan dari mobil kami dipersilahkan masuk, ada yg menarik perhatian saya yaitu makanan yg terlihat kinyis kinyis dan manis singkong rebus yg di lumuri gula aren ternyata bukan hanya singkong pisangpun diperlakukan sama, hangatnya wedang aren menambah suwasana menjadi manis. 

Pukul 12:10wib setelah makan dan solat kami mulai perjalanan menuju gunung prabuto bersama pak RT dan pemudanya, langkah kami di sambut senyum bunga desa yg manis entah siapa namanya hanya bisa mebalas senyumnya tanpa bisa berkata kata, rintik hujanpun juga ikut menyambut langkah kami menambah kesejukan sampai ketulang.

Hujan sempat mereda ketika kami tepat di setengah perjalanan dan nyanyian sungai mulai terdengar, traking  mulai menanjak dan memasukin hutan jalur semakin licin dan kembali kami diguyur hujan hari semakin gelap dan kabut mulai turun ahirnya kami memutuskan untuk mebuat bivak di tengah hutan bermodal terpal tanpa tenda dom benar benar masih tradisional, beberapa pemuda mulai mencari kayu bakar meski hujan masih setia menemani, menjelang mahrib hujan mulai reda, beberapa lintah menempel di kaki kiri saya dan rupanya bukan hanya saya yg di peluk lintah benar benar seperti hutan amazon, malam semakin larut burung malam mulai berceloteh diantara perbincangan kami di lingkaran api unggun sambil menyuruput kopi menambah nikmatnya malam di hutan prabuto, pagipun mulai menjelang ternyata logistik kami habis ahirnya kami memutuskan untuk turun menuju curug prabuto.

Sebelum turun kami di ajak melihat batu bersejarah peningalan hindu berupa lingo yoni. Dengan sisa tenaga yg hampir punah kami melanjutkan perjalan ke curug prabuto, berbagai macam flora kami jumpai udara segar penuh dengan oksigen meberi tenaga baru. Setelah beberapa jam perjalanan ahirnya kami sampai di aliran sungai, sungai yg begitu jernih dan segar tanpa ragu saya langsung meminum tanpa proses pemasakan tapi segarnya berasa sampai ubun-ubun, rasa lelah capek ahirnya terlupakan dgn keindahan alam, perjalan kami lanjutkan menyusuri sungai menuju curug prabuto, setelah sampai hebusan angin bercampur butiran air terasa adem sampai menembus jiwa. Terimakasih Tuhan,terima kasaih warga pekuluran  dan terimakasih Team adventure kali welo foundation.

By Hardy Demon - Pegiat Kali Welo Foundation













Sabtu, 18 Februari 2017

Pekuluran Masyarakat Hutan Yang Mandiri

Sahabat, bergaul dengan orang gunung, Aku menemukan sebuah kesadaran dan pencerahan. Mereka sudah bertekad untuk tidak lagi merambah hutan, menebang pohon. Aku tidak bisa membayangkan kalo hutan di Pedotale (petungkriyono, doro, talun dan lebakbarang) gundul maka Kota dan Kabupaten Pekalongan akan Lenyap. Hawa sumuk, panas dan banjir akan jadi kiamat kecil. 

Sesungguhnya kelangsungan keberadaan Kota Pekalongan tergantung sangat banyak pada kelestarian hutan Pedotale. Para pelanggan PAM (Perusahaan Air Minum) mungkin merasa sudah cukup dengan membayar iuran bulanan. Ketahuilah kalo hutan rusak, tidak ada lagi air yang bisa kalian bayar. 

Hutan pedotale adalah paru-paru terakhir jawa Tengah dan mungkin Pulau Jawa. Kalo ada yang punya kesadaran bersama dan memiliki kemampuan untuk dibagi, monggo kita latih warga gunung agar cita2 menjadi desa wisata terwujud, kalo sampai mereka tidak mendapatkan penghidupan layak dan merambah hutan, maka kehidupan benar-benar tamat. 

Ketika kami menerabas merintis Jalan wisata untuk menjadikan curug sebagai obyek wisata, warga Pakuluran dengan bijak tidak menebang pohon yang mereka kenal mampu menahan air, pisang hutan, sulur dan banyak lagi. Mereka adalah manusia ikhlas yang sangat memikirkan kelangsungan hidup kita semua. Warga kota bisa jadi tidak sadar sama sekali bahwa mereka begitu tergantung pada kelangsungan suplai air bersih dari sungai dan sungai akan tetap berair bersih blla Hutan lestari, hutan akan lestari bila dijaga. 

Penduduk Kota berhutang banyak pada warga Pedotale, mereka ber amal jariyah setiap detik, pada setiap nafas mereka pada setiap tatap mata mereka. Mari sejenak merenungi, Gusti Allah memberikan anugerah yg demikian berharga bagi kelangsungan hidup insan manusia, sangat sedikit yang menjaganya. Merekalah pahlawan-pahlawan sesungguhnya, menjaga kehidupan kita, menjaga kita tetap bisa minum air bersih. Ingat Hati yang bening dapat berubah keruh .......


(by Tedjo Sunan - FO Desa Wisata Pekuluran)