Kamis, 09 Maret 2017

Ekspedisi Gunung Prabuto Pekalongan


Sabtu, pagi 25 febuari 2017  kami sudah di tunggu dari teman teman Kali welo foundation di basecampnya jl. Raya Doro-Petungkriyono dukuh takian Rt 3 Rw 6 doro pekalongan, kali ini kami di ajak ngadem di dusun pakuluran doro to gunung  prabuto dan air terjun prabuto di desa pakuluran, Pukul 09:00 wib recana awal keberangkatan dari basecamp kali welo foudation kami sampai kec doro pukul 09:30 wib mobil rombongan L300 berbahan bakar solar kalo penduduk setempat menyebutnya mobil duplak ternyata sudah menanti kami di terminal doro dan siap berangkat menuju desa pakuluran.

Diperjalanan menuju desa pakuluran kami disambut pohon pinus yang berjajar rapi bak tentara yang menyambut kedatangan sang jendral, hembusan angin yang sejuk seperti membisikkan selamat datang di pekuluran, dipertengahan jalan mobil duplak mulai bergoyang mengajak menari selamat datang maklum lah aspalnya belum sampai hanya batu besar yg di tata rapi, ternyata grombolan monyetpun ikut menyambut di rating pohon yang rapuh.

Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya kami sampai di rumah pak warno pakuluran, dan sinyal ponsel hilang entah dimana, setelah bahan logistik diturunkan dari mobil kami dipersilahkan masuk, ada yg menarik perhatian saya yaitu makanan yg terlihat kinyis kinyis dan manis singkong rebus yg di lumuri gula aren ternyata bukan hanya singkong pisangpun diperlakukan sama, hangatnya wedang aren menambah suwasana menjadi manis. 

Pukul 12:10wib setelah makan dan solat kami mulai perjalanan menuju gunung prabuto bersama pak RT dan pemudanya, langkah kami di sambut senyum bunga desa yg manis entah siapa namanya hanya bisa mebalas senyumnya tanpa bisa berkata kata, rintik hujanpun juga ikut menyambut langkah kami menambah kesejukan sampai ketulang.

Hujan sempat mereda ketika kami tepat di setengah perjalanan dan nyanyian sungai mulai terdengar, traking  mulai menanjak dan memasukin hutan jalur semakin licin dan kembali kami diguyur hujan hari semakin gelap dan kabut mulai turun ahirnya kami memutuskan untuk mebuat bivak di tengah hutan bermodal terpal tanpa tenda dom benar benar masih tradisional, beberapa pemuda mulai mencari kayu bakar meski hujan masih setia menemani, menjelang mahrib hujan mulai reda, beberapa lintah menempel di kaki kiri saya dan rupanya bukan hanya saya yg di peluk lintah benar benar seperti hutan amazon, malam semakin larut burung malam mulai berceloteh diantara perbincangan kami di lingkaran api unggun sambil menyuruput kopi menambah nikmatnya malam di hutan prabuto, pagipun mulai menjelang ternyata logistik kami habis ahirnya kami memutuskan untuk turun menuju curug prabuto.

Sebelum turun kami di ajak melihat batu bersejarah peningalan hindu berupa lingo yoni. Dengan sisa tenaga yg hampir punah kami melanjutkan perjalan ke curug prabuto, berbagai macam flora kami jumpai udara segar penuh dengan oksigen meberi tenaga baru. Setelah beberapa jam perjalanan ahirnya kami sampai di aliran sungai, sungai yg begitu jernih dan segar tanpa ragu saya langsung meminum tanpa proses pemasakan tapi segarnya berasa sampai ubun-ubun, rasa lelah capek ahirnya terlupakan dgn keindahan alam, perjalan kami lanjutkan menyusuri sungai menuju curug prabuto, setelah sampai hebusan angin bercampur butiran air terasa adem sampai menembus jiwa. Terimakasih Tuhan,terima kasaih warga pekuluran  dan terimakasih Team adventure kali welo foundation.

By Hardy Demon - Pegiat Kali Welo Foundation